Selama perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Bali, sejumlah ruas jalan yang ada di Bali ikut dihiasi ribuan penjor.
Sebanyak 2.382 penjor tersebut terpasang di sejumlah titik yang dilalui oleh para delegasi. Terhitung sejak tanggal 10 November lalu, seluruh penjor telah terpasang dengan rapi.
Pembuatan penjor tersebut melibatkan sebanyak 21 desa adat, mulai dari pemasangan hingga pencabutan setelah event berakhir.
Kepala Dinas PMA Provinsi Bali IGAK Kartika Jaya Seputra menjelaskan, G20 puncaknya pada 15-16 November 2022 lalu. Pemprov Bali bekerja keras untuk berusaha menampilkan satu seni, tradisi atau budaya yang dikemas secara menarik, salah satunya adalah karya seni penjor.
“Dimana secara filosofi penjor merupakan lambang Gunung Agung yang memberikan kesejahteraan,” ungkapnya.
Agung Kartika menyebutkan, penjor tersebut dipasang pada 10 November 2022, pemasangan dilakukan pada tempat yang telah ditentukan sebelumnya, khususnya jalur delegasi G20 dan venue G20.
“Kami sudah mengajak 21 desa adat yang wilayah jalannya menjadi jalur delegasi G20 dan menuju venue G20. Kami sudah mengajak rapat koordinasi untuk menentukan titik pemasangan penjor,” imbuhnya.
Dijelaskannya juga, penjor-penjor yang dipasang terdapat dua ukuran penjor, ada penjor dengan ukuran sedang dan adapula penjor dengan ukuran besar.
Penjor yang berukuran sedang dipasang di jalan menuju venue G20, dengan pemasangannya di sebelah kanan dan kiri jalan dengan jarak 50 meter. Sementara penjor berukuran besar ditempatkan di titik-titik tertentu di venue G20. “Jadi total seluruh penjor dipasang 2.382 penjor. Penjor besar 290, dan penjor sedang ada 2.092 penjor, tambahnya”.
Agung Kartika turut mengajak seluruh ASN yang berada di Dinas PMA Provinsi Bali untuk turun ke lapangan melakukan monitoring pemasangan penjor, mulai dari pembuatan lubang, pemasangan penjor, sampai akhirnya diturunkan kembali. Menurut dia ini adalah pekerjaan luar biasa untuk Indonesia dan demi Bali dan Indonesia tampil terbaik dimata dunia. “Saya berharap kepada teman-teman pegawai PMA seluruhnya untuk melaksanakan tugas ini dengan senang gembira, ini adalah bagian untuk menyukseskan perhelatan G20 di Bali,” tandasnya.
Terkait biaya pembuatan penjor tersebut, merupakan dana desa adat dari alokasi APBD Bali untuk 21 desa adat yang dilibatkan. “Jadi sudah kami alokasikan kepada 21 desa adat untuk dikerjakan oleh desa adat secara bergotong-royong. Apakah desa adat sendiri yang membuat atau melibatkan para pemuda, kami sudah memantau bahwa beberapa desa adat sudah membuat penjor. Saya juga melihat keterlibatan para yowana,” imbuhnya.